Konsep Diri sebagai Pemenang Sejati


Sering kali merasa ada saja orang yang menghalangi untuk sukses, entah itu orang terdekat, sahabat atau orang yang jelas-jelas berseberangan. Apakah alasannya mereka karena sayang, karena ragu atas kemampuan atau tidak setuju jika menjalankan keputusan ini? yang jelas apapun kata orang lain terhadap keputusan diri sendiri maka memiliki hak untuk melanjutkan atau berhenti. Setiap keputusan akan menuai kontroversi dan akan tidak mampu menyenangkan semua orang. Yakinlah bahwa pohon akan subur justru ketika dilempari pupuk dan kotoran. Orang cerdas adalah orang yang mampu menyusun bangunan dari batu bata yang dilempari orang lain ke arahnya. Dan tidak penting berapa kali jatuh atau gagal, yang terpenting adalah apakah diri sendiri akan senantiasa bangkit kembali.

Siapapun tidak dapat mampu mengubah diri kita sebelum kita berupaya maksimal mengubah diri. Banyak orang yang ingin berubah tetapi perubahan yang diinginkannya hanya sebatas keinginan dan keputusan tanpa diiringi kemauan yang keras untuk memulai melangkah pertama. Diri kita adalah pemain dalam sebuah pertandingan dan orang lain di sekitar kita adalah penonton. Harus kita sadari hanya pemainlah yang berhak menghasilkan skor dalam pertandingan. Bagi penonton bersorak, mendukung, menjatuhkan, mengejek atau bahkan mengumpat permainan.

Selangkah demi selangkah, hanya itu. Tidak ada cara lain yang bisa ditempuh untuk mencapai perubahan. Seorang juara selalu memiliki agenda sendiri walaupun terkadang semua orang disekelilingnya memiliki agenda yang berbeda. Namun dengan penetapan tujuan jangka pendek maka setiap langkah atau keberhasilannya mengantarkan kepada langkah keberhasilan jangka panjang.

Juara dan pecundang punya sikap berbeda ketika harus merasakan kepahitan akibat kegagalan, ditolak, dikeluarkan atau gagal dalam ujian. Seorang juara bertekad untuk tidak merasakan kepahitan, kemudian mengubah cara lama dengan strategi baru yang merupakan penyempurnaan metode sebelumnya. Sikap mental sang juara senantiasa diisi oleh prasangka-prasangka positif atas setiap kegagalan yang dialaminya. Selama tidak pernah berhenti sang juara tidak pernah gagal. Bagi seorang bermental juara, kegagalan hanyalah peristiwa dan akan diperbaiki pada tahap berikutnya.

Setiap kita dilahirkan sebagai juara, asalkan ada keinginan untuk menghadapi ujian, hambatan, cacian, cucuran keringat dan rasa sakit lebih banyak dibandingkan orang biasa. Kesiapan menerima beban yang dihindari orang-orang biasa adalah syarat mutlak yang harus disadari oleh sang pemenang. 

Keyakinan diri adalah salah satu faktor yang amat penting dalam kehidupan manusia. Manusia yang keyakinan dirinya rendah biasanya lebih bersifat negatif yang akan menjerumuskannya ke lembah kehinaan, kesulitan dan kegagalan hidup.



0 komentar: