Api Semangat



Menghidupkan kembali api semangat dalam diri.

Dahulu pernah menjadi pribadi yang bersemangat dan yang sekarang mengisi hari-hari dengan upaya untuk tampil bersemangat lagi, yang harus segera dan selalu diperbaharuinya karena kecenderungan semangatnya cepat pudar. Tetapi paling tidak dahulu itu api semangat pernah cemerlang, cemerlang dengan impian-impian besar, cita-cita besar dan harapan-harapan yang tinggi. Dan hari ini adalah saat yang baik untuk menghidupkan kembali api semangat itu.

Merasa Tertinggal.

Bila merasa tertinggal belum tercapai sedangkan orang lain telah mencapainya, dianjurkan untuk mengimbangi perasaan dengan hal-hal baik yang telah dimiliki. Teliti memeriksa semua yang sudah dimiliki dan memperbaiki pengertian mengenai apa yang disebut baik maka akan menyadari bahwa ternyata telah memiliki banyak hal yang disebut beruntung. Kemudian sadarilah bahwa perjalanan berikutnya adalah perjalanan untuk lebih melengkapi dan bukan sebuah pengejaran. Upayakanlah perbaikan, pengembangan dan peningkatan dari apapun yang sudah dimiliki. Jangan menjadikan hal-hal yang belum dimiliki sebagai syarat.

Frustasi.

Rasa frustasi itu datang karena merasa tidak lagi berdaya untuk menghasilkan sesuatu yang baik dari apa yang sedang diupayakan. Sebetulnya perasaan yang wajar bagi yang menginginkan pencapaian-pencapaian besar. Bila frustasi menghampiri, cobalah berdiri disamping diri sendiri dan perhatikanlah dan kemudian akan jelas terlihat bahwa yang membuat frustasi adalah upaya untuk melakukan hal-hal yang sama dengan cara-cara yang sama tetapi mengharapkan hasil yang berbeda. Cobalah untuk memperbaharui cara-cara dalam bekerja tetapi tidak mengharapkan.

Marah.

Ada pribadi yang dapat membuat dirinya sendiri menjadi sangat kuat melalui pemikiran-pemikiran yang hening dan damai, tetapi sebagian lagi membutuhkan rasa marah yang besar untuk menjadi kuat. Bila rasa marah adalah sumber kekuatan maka gunakanlah rasa frustasi sebagai bahan bakar bagi kemarahan itu. Marahlah kepada kelambanan diri dalam bertindak atas keraguan yang dijadikannya sebagai keyakinan dan marahlah kepada diri sendiri atas keengganannya untuk setia kepada proses yang berkelanjutan.

Ketidaktegasan.

Pribadi memiliki kebebasan untuk memilih, mengapa memilih untuk tetap berada dalam keadaan yang dikeluhkan itu? Apakah mereka tidak menyadari bahwa hidup mereka bergantung kepada kualitas keputusan-keputusan mereka dan bahwa kesegaran perbaikan hidup mereka bergantung kepada kesegaran mereka dalam memutuskan? Seseorang yang tidak memiliki ketegasan tidak pernah disebut memiliki diri sendiri. Dan mungkin itulah alasan mengapa seorang yang tidak tegas tampil seperti seorang yang tidak bertujuan dan tidak bertenaga tetapi menolak bantuan. Lalu bagaimana mungkin orang lain menjadikan diri yang tidak tegas memimpin dirinya sendiri itu, sebagai pemimpin?

Tindakan.

Perhatikanlah bahwa kualitas tindakan menentukan kualitas dari hasil yang telah dicapai. Hidup ini terjadi dalam alam tindakan dan bukan dalam alam rencana. Sebagian besar dari dalam diri sendiri telah cukup bermimpi, bercita-cita dan telah cukup berencana maka yang kurang adalah tindakan nyata. Belajarlah untuk memaksa diri ini untuk melakukan sesuatu yang tidak mudah untuk menyukai sesuatu yang belum pernah dikerjakan dan untuk merasa tertantang bila orang lain mengatakan sesuatu itu sulit. Sebetulnya sudah mengetahui apa yang harus dilakukan untuk keluar dari keadaan yang tidak disukai tetapi berlaku seolah-olah sedang menunggu seseorang yang sangat kuat untuk memaksa melakukannya.

HAVE A SUPER HUMAN !

0 komentar: