Apabila sedang berada dalam pertemuan bisnis dan suatu rencana dikemukakan. Seseorang menganggap rencana dapat menambah keuntungan, menaikkan gengsi pribadi dan kesempatan untuk promosi. Peserta yang lain tidak tertarik dengan promosi dan melihat rencana tersebut penuh dengan resiko, perjuangan yang sulit dan kerja yang lebih berat untuknya. Secara obyektif, rencana tersebut sama bagi kedua orang itu tetapi perasaan mereka berbeda satu sama lain. Hasilnya, satu orang mendukung rencana dengan antusias, sementara yang lain menentang rencana tersebut. Emosi dan perasaan adalah cara untuk menerapkan nilai pada suatu situasi. Kesadaran akan nilai membangkitkan perasaan yang kemudian menjadi emosi, jika kesadaran itu cukup kuat.
Persepsi Selektif.
Seorang suami mencurigai si istri berselingkuh. Setiap kali si istri pergi berbelanja atau keluar bersama teman-temannya, dia akan menuduh si istri bertemu pasangan selingkuhnya. Ketika si istri pulang, kecurigaan dia menyebabkan persepsinya memilih hal-hal yang memperkuat kecurigaan, kalau memang si istri pergi berbelanja, mana barang-barang yang dibelinya ?
Seorang istri memergoki si suami benar-benar berselingkuh. Dia sangat marah dan memikirkan kembali tentang detail-detail kehidupan pernikahan mereka, menemukan kejadian-kejadian kecil yang membuktikan bahwa suaminya tidak pernah mencintai dirinya lagi.
Kedua contoh tersebut menggambarkan Persepsi Selektif.
Pilihan.
Apabila ditawari sebuah pilihan untuk berlibur. Ongkosnya sama untuk setiap tempat tujuan berlibur begitu pula dengan durasi liburan. Tempat berlibur mana yang dipilih ?
Mungkin kesulitan untuk mengambil pilihan yang logis karena harga, durasi dan waktunya sama. Akhirnya memilih tempat berlibur yang terasa paling baik. Pilihan ini memang harus diambil secara emosional. Setelah menentukan pilihan, mencoba untuk menjadikannya rasional. Maka semua pilihan dan keputusan diambil berdasarkan emosi dan perasaan. Bahkan ketika semua hal terlihat sangat logispun, masih tetap ada sisi emosional. Misalnya melihat pakaian dengan harga tertentu di satu toko dan harga yang lebih rendah di toko lain, Tentu saja pilihan pada pakaian dengan harga yang lebih rendah merupakan suatu yang logis namun ada banyak perasaan di balik semua itu.
Kata Sifat.
Biasanya kata sifat bersifat subyektif. Kata sifat memberitahu tentang perasaan subyektif dari pembicara. Ketika seseorang menggunakan banyak kata sifat, dia merasa yakin tentang sesuatu. Sayangnya kata sifat yang subyektif sama sekali tidak banyak berarti dalam pengertian logika, namun kata sifat yang bersifat obyektif tetap berperan. Misalnya, ..."Gambar yang mengagumkan itu benar-benar sesuai dengan gaya anda". Kalimat itu hanya berarti bahwa si pembicara menganggap bahwa gambar itu sesuai dengan gaya. Mungkin ini adalah sebuah pujian, tetapi tidak banyak menyinggung sesuatu tetang gambar itu sendiri.
Reaksi Pertama.
Saya tidak akan merasa nyaman dengan hal itu.
Saya sama sekali tidak menyukai hal itu.
Hal itu sangat tidak adil.
Komentar tersebut berbeda dengan yang ini,
Saya pikir hal itu tidak akan berhasil dalam praktiknya.
Saya tidak melihat manfaat dari gagasan itu.
Hal itu sangat berbahaya untuk dilakukan.
Semua ini juga merupakan ungkapan perasaan, tetapi lebih ke perasaan dugaan mengenai kebenaran gagasan tersebut yaitu apakah gagasan itu akan berhasil atau tidak.
Memposisikan.
Akan menempatkan posisi mana dalam suatu kontroversi ? ingin di pihak yang ini ? atau yang itu ? Atau apakah ingin berada diluar kontroversi dan tidak membela salah satu pihak ?
Semua itu adalah masalah kejujuran. Jika perasaan dan emosi pada saat yang sama menempatkan di salah satu sisi dalam suatu kontroversi, perlu menunjukkan di mana posisinya. Dan ketika telah menunjukkan posisi, tidak lantas berarti akan memperjuangkannya melalui perdebatan yang primitif, masih dapat menjajaki kedua sisi permasalahan tersebut dalam upaya yang sungguh-sungguh untuk bisa memahami sudut pandang yang lain. Dari pemahaman ini dapat muncul rancangan jalan ke masa depan yang mendamaikan kedua sudut pandang atau paling tidak, titik-titik perbedaan keduanya bisa dikemukakan secara jelas.
0 komentar:
Posting Komentar