Penguasa

Seorang Penguasa tinggal di sebuah Istana yang megah, semua kebutuhan dunianya dia dapatkan dengan mudah dan suatu hari dia melongok ke arah luar dari balkon istana, dia melihat seorang yang bekerja keras sepanjang hari dan rajin beribadah.

Suatu hari sang Penguasa memanggil orang itu dan menanyakan kondisi yang sebenarnya, orang itupun menjawab bahwa dia memiliki seorang istri dan beberapa orang anak yang kesemuanya itu ia harus tanggung kehidupannya sedangkan dia tidak memiliki pendapatan yang mencukupi kecuali dari apa yang dia kerjakan dengan cucuran air keringat.

Sang Penguasa bertanya, " apakah engkau mengeluhkan apa yang engkau alami ?"
Jawab lelaki itu, " Tidak, segalanya telah diatur oleh Yang Maha Kuasa yang menciptakan diriku"

Karena Sang Penguasa menyadari dirinya bahwa dari apa yang ia kuasakan masih ada yang lebih Kuasa diatasnya, maka ia meninggalkan istana, jabatan dan kekuasaannya dan dia pergi menuruti langkah kakinya dan ditemukan meninggal beberapa tahun setelah itu bahwa dia telah berubah menjadi tukang kayu karena dia telah mendapatkan kebahagiaan dalam pekerjaannya itu yang tidak didapatkan didalam istana.

Didalam istana itu sebenarnya banyak penyakit yang menjangkiti jiwa manusia yaitu harta berlimpah ruah, bermegah-megahan, ketamakan dan kekuasaan.

Si Tukang Kayu berkata, "Sungguh rumah yang diterpa angin lebih indah bagiku daripada istana yang demikian megah sedangkan lubang jarum ketika bersama teman-teman tercinta akan terasa seperti medan nan luas" artinya tempat yang sempit namun didalamnya ada cinta, iman dan kasih sayang akan terasa luas dan akan mampu memuat banyak orang.

0 komentar: