Jangan pernah mendahului sesuatu yang belum terjadi, apakah kita mau mengeluarkan kandungan sebelum waktunya dilahirkan atau memetik buah-buahan sebelum masak ?
Masa Depan adalah sesuatu yang belum nyata dan belum dapat diraba, belum terwujud dan tidak memiliki rasa dan warna.
Jika demikian, mengapa kita harus menyibukkan diri dengan masa depan yang mencemaskan kesialan-kesialan yang mungkin akan terjadi padanya, memikirkan kejadian-kejadian yang akan menimpanya dan meramalkan bencana-bencana yang akan ada didalamnya, bukankah kita juga tidak tahu apakah kita akan bertemu dengannya atau tidak dan apakah masa depan kita itu akan berwujud kesenangan atau kesedihan ?
Yang jelas, masa depan masih ada dalam alam gaib dan belum turun ke bumi. Maka tidak sepantasnya kita menyeberangi sebuah jembatan sebelum sampai diatasnya sebab siapa yang mengetahui bahwa kita akan sampai atau tidak pada jembatan itu, bisa jadi kita akan terhenti jalan kita sebelum sampai ke jembatan itu atau mungkin pula jembatan itu hanyut terbawa arus terlebih dahulu sebelum kita sampai diatasnya dan bisa jadi pula kita akan sampai pada jembatan itu dan kemudian menyeberanginya.
Memang kita diberikan kesempatan kepada pikiran untuk memikirkan masa depan tetapi biarkanlah berjalan dengan sendirinya mungkin kita dapat mempersiapkannya itupun apa yang akan terjadi nanti di masa depan, kita tidak mengetahui .
Mereka yang menangis sedih menatap masa depan adalah yang menyangka dirinya akan hidup kelaparan, menderita sakit atau memperkirakan umur didunia ini tinggal 100 tahun lagi padahal orang-orang yang sabar bahwa usia hidupnya berada digenggaman yang lain tentu tidak akan menggadaikannya untuk sesuatu yang tidak ada dan tidak mengetahui kapan kita akan mati.
Biarkan masa depan itu datang dengan sendirinya, jangan pernah menanyakan kabar beritanya dan jangan pernah pula menanti serangan petakanya.
0 komentar:
Posting Komentar